Showing posts with label Wayang. Show all posts
Showing posts with label Wayang. Show all posts

Saturday, June 23, 2012

Bima/Werkudara



Bima/Werkudara dikenal pula dengan nama: Balawa, Bratasena, Birawa, dandunwacana, Nagata, Kusumayuda, kowari, Kusumadilaga, pandusiwi, bayusuta, Sena, atau Wijasena. Ia putra kedua Prabu Pandu, raja Negara Astina dengan Dewi Kunti, putrid Prabu Basukunti dengan Dewi Dayita dari Negara Mandura. Bima mempunyai dua orang saudara kandung bernama: Puntadewa dan Arjuna, serta dua orang saudara lain ibu, yaitu Nakula dan Sadewa.
Bima memiliki sifat dan perwatakan: gagah berani, teguh, kuat, tabah, patuh dan jujur. Ia memiliki keistimewaan ahli bermain gada dan memiliki berbagai senjata antara lain: Kuku Pancanaka, Gada Rujakpala, Alugara, Bargawa (kapak besar)dan Bargawasta, sedangkan ajian yang dimiliki adalah Aji Bandungbandawasa, Aji Ketuklindu dan Aji Blabakpangantol-antol.
Bima juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran yaitu Gelung Pundaksategal, Pupuk Jarot Asem, Sumping Surengpati, Kelatbahu Candrakirana, ikat pinggang Nagabanda dan celana Cinde Udaraga. Sedangkan beberapa anugerah Dewata yang diterimanya antara lain: Kampuh/kain Poleng Bintuluaji, Gelang Candrakirana, Kalung Nagasasra, Sumping Surengpati dan pupuk Pudak Jarot Asem.
Bima tinggal di kadipaten Jodipati, wilayah Negara Amarta. Ia mempunyai tiga orang istri dan tiga orang anak, yaitu:
a.    Dewi Nagagini berputra Arya Anantareja
b.    Dewi Arimbi berputra Raden Gatotkaca
c.    Dewi Urangayu berputra Arya Anantasena.
Akhir riwayat Bima diceritakan, mati sempurna (moksa) bersama ke-empat saudaranya setelah akhir perang Bharatayuda.

>>Baca selengkapnya...

Wednesday, June 20, 2012

Anantaboga


Hyang Anantaboga dikenal pula dengan nama Nagapasa. Ia adalah putra Anantanaga (ular) dengan Dewi Wasu, putrid Hyang Anantaswara, dan merupakan keturunan ke-4 dari Sanghyang Wenang dengan Dewi Sayati.
Anantaboga berwujud taksaka/naga. Karena ketekunannya bertapa, ia memiliki kesaktian, dapat beralih rupa menjadi manusia. Tingkah laku, tabiat, pembicaraan, lagak lagunya dan hatinya mencerminkan seorang pendeta. Anantaboga pernah bertapa dengan mulut terbuka dan kemasukan cupu Linggamanik. Cupu itu segera ia bawa ke Jonggringsaloka. Ketika Cupu dibuka Sanghyang Manikmaya dari dalamnya keluar putrid yang sangat cantik yang diberi nama Dewi Sri Widowati/Dewi Srisekar yang kemudian menjadi istri Batara Wisnu.
Karena jasanya kepada Dewa, Anantaboga mendapat anugrah dari Sanghyang Manikmaya/Bhatara Guru yaitu Aji kawrastawan yang membuatnya dapat beralih rupa sesuai dengan kehendaknya, serta kedudukan setingkat Dewa dan mendapat gelar Hyang. Anantaboga menikah dengan Dewi Supreti, telah berputra 2 (dua) orang, yakni Dewi Nagageni dan Nagatatmala (berwujud manusia).

>>Baca selengkapnya...