Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurus masalah
pendidikan dan kebudayaan, UNESCO, menetapkan kawasan Taman Nasional (TN) Laut
Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), sebagai salah satu kawasan cagar biosfer
dunia yang ada di Indonesia, tanpa syarat.
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara,
daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung.
Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem ekologis
global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan antarmereka, termasuk
interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer
(udara) Bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui
yang mendukung kehidupan. Biosfer dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5
miliar tahun dari 4,5 miliar tahun usia Bumi.
Bupati Wakatobi, Hugua, di Wangi-Wangi, mengatakan, UNESCO menetapkan kawasan TN
Wakatobi seluas 1,3 juta hektar menjadi cagar biosfer dunia itu bersama 12
cagar biosfer lainnya di dunia.
Penetapan Wakatobi sebagai cagar biosfer dunia itu
disepakati pada pertemuan "Penasihat Internasional Committee untuk
Biosphere Reserve Program MAB UNESCO" ke-18 di Paris tanggal 2-4 April
2012, jelas Hugua.
"Pada pertemuan tersebut, ada 26 daerah yang dibahas
menjadi cagar biosfer dunia, namun yang setujui hanya 13 daerah, termasuk
Wakatobi, sedangkan lima daerah lainnya diterima dengan catatan dan lima daerah
lainnya ditolak," ujarnya.
Hugua mengatakan, dengan ditetapkannya Wakatobi sebagai
cagar biosfer dunia, maka cagar biosfer di Indonesia pada Juli tahun 2012 akan
menjadi sebanyak delapan daerah.
Masih menurut Hugua, ada tiga kepentingan yang dilindungi
UNESCO dalam menetapkan TN Wakatobi sebagai pusat cagar biosfer dunia tersebut,
yaitu kearifan lokal masyarakat Wakatobi, kelestarian lingkungan, dan
kepentingan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan.
"Kearifan lokal yang dilindungi di Wakatobi adalah
menyangkut tradisi budaya masyarakat dalam memperlakukan alam dan mengambil
sesuatu dari alam," katanya.
Sedangkan kelestarian lingkungan perlu dilindungi karena kawasan
perairan laut TN Wakatobi memiliki keragaman terumbu karang dan biota laut yang
cukup tinggi dibandingkan dengan kawasan-kawasan lain yang ada di dunia.
Jumlah spesies terumbu karang di perairan laut Wakatobi
mencapai 750 spesies dari 850 spesies terumbu karang dunia. Di Laut Karibia
yang banyak dikunjungi wisatawan, terutama penyelam, hanya memiliki 50 spesies
terumbu karang, sedangkan Laut Merah hanya 300 spesies.
Untuk kepentingan ekonomi yang perlu dilindungi, menurut
Hugua, bagaimana masyarakat di kawasan Wakatobi dapat memanfaatkan potensi
sumber daya alam yang ada secara berkelanjutan, tanpa mengganggu keseimbangan
lingkungan.
"Tiga kepentingan tersebut yang akhirnya mendorong pihak UNESCO
menjadikan kawasan perairan laut TN Wakatobi sebagai pusat cagar biosfer
dunia," jelas Hugua.
No comments:
Post a Comment