No 1.
Ketika menerima hasil karangan yang diperiksa tutor, Pak
Harjito (Pak Har) terkejut. Ternyata apa yang dituliskannya banyak yang keliru,
baik ejaan, paragraf, maupun tata kalimatnya. Hampir tiap kalimatnya juga
terdapat tanda koreksi dari sang tutor. Pak Har memang beranggapan bahwa
menulis itu seperti yang biasa ia lakukan, saat ada ide, Pak Har pun menulis
dan tidak berpikiran mengoreksi kembali tulisannya.
Pertanyaan: Benarkah anggapan Pak Har tersebut? Kaitkan
jawaban Saudara dengan pemikiran bahwa menulis merupakan sebuah proses.
Jawaban:
Anggapan Pak Har tentang kegiatan menulis tidak benar. Pak
Har menganggap bahwa menulis itu harus sekali jadi. Padahal, dalam menulis ada
tiga tahapan yang harus dilalui, yakni prapenulisan, penulisan, dan
pascapenulisan, dan ini merupakan konsep menulis sebagai proses.
Dalam tahap prapenulisan, Pak Har mestinya membuat kerangka
tulisan, menganalisis siapa audience yang akan membaca, dan untuk acara apa
tulisannya akan digunakan. Dengan menyusun kerangka dan menganalisis sasaran
pembaca, Pak Har telah melalui tahapan yang benar sehingga ia tinggal
mengembangkan apa yang telah dipersiapkan dalam prapenulisan.
Dalam tahap penulisan, Pak Har mengembangkan kata demi kata,
kalimat demi kalimat, dengan berpedoman pada kerangka dan pokok-pokok pikiran
yang telah dipersiapkan.
Dalam tahap pascapenulisan, Pak Har perlu memeriksa ulang
tulisan yang telah dibuatnya. Kesalahan-kesalahan ejaan, huruf besar, dan tanda
baca, sangat mungkin terjadi. Bahkan, kesalahan isi materi, juga dimungkinkan
terjadi, misalnya salah menyebut UU atau PP. Dengan melewati tiga tahap ini,
Pak Har telah melalui prosedur yang benar untuk menghasilkan sebuah tulisan.
No 2.
Dalam penalaran deduktif, digunakan silogisme dan entimem
sebagai alat penalarannya. Nah, atas dasar itu, Saudara jelaskan apakah
perbedaan silogisme dengan entimem!
Jawaban:
Sebelum menjelaskan perbedaan antara silogisme dan entimem,
perlu dijelaskan dahulu pengertian silogisme dan entimem.
Silogisme merupakan suatu proses penalaran yang menghubungkan
dua proposisi (pernyataan) yang berlainan untuk menurunkan sebuah kesimpulan
yang merupakan proposisi ketiga yang berupa kesimpulan.
Contoh
Premis mayor : Semua dosen memiliki kecerdasan intelektual
Premis minor : Rofiyah adalah dosen
Kesimpulan : Jadi, Rofiyah adalah dosen
Entimem merupakan bentuk silogisme yang tidak lengkap karena
bagian yang telah dipahami dihilangkan.
Contoh
Premis mayor : Semua pilot adalah manusia-manusia terpilih
Premis minor : Suryo adalah pilot
Kesimpulan : Jadi, Suryo adalah manusia-manusia terpilih
Ketidaklengkapan silogisme di atas terletak pada premis
minor yang semestinya berbunyi “Dino adalah pilot, manusia-manusia terpilih”,
tetapi karena dianggap telah dipahami, kata “manusia-manusia terpilih” tidak
digunakan lagi.
Berdasarkan dua penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
perbedaan keduanya terletak pada lengkap tidaknya presmis yang digunakan. Dalam
silogisme, seluruh bagian yang akan diturunkan (dibuat proposisi) dihadirkan
secara utuh, sedangkan dalam entimem, karena dianggap telah dimengerti, salah
satu bagian premisnya dihilangkan. Dengan demikian, dapat dijelaskan bahwa
entimem merupakan silogisme yang bentuknya dipersingkat.
No 3.
Bacalah kutipan berikut secermat mungkin!
Penelitian terhadap penyakit kulit akibat orang bekerja pada
pabrik tekstil yang dikemukakan dr. Unandar Budimulia, dr. Sudirman, dan dr.
Adi Juanda, menunjukkan bahwa karyawan di bagian pemutihan ada yang mengidap
dermatitis yang kronis karena kontak dengan air panas dan zat kimia yang
digunakan untuk memutihkan bahan. Di bagian pemintalan, ditemukan
dermatitis-kontak akibat komponen tertentu dari ”minyak putih” yang dipakai
sebagai minyak pelumas. Pada bagian pemutihan ini benang diolah menjadi putih.
Zat pemutihnya terdiri atas air, kaporit, dan asam keras. Bahan yang diputihkan
direndam dalam larutan kaporit yang panas selama beberapa waktu. Bahan itu
kemudian dibilas sampai bersih dan dikeringkan. Selama bekerja, sebagian besar
pekerja tidak diberi atau tidak mau menggunakan alat pelindung, misalnya sepatu
dan sarung tangan. Kontak langsung dengan larutan kimia itu menimbulkan
berbagai kerusakan kulit (Republika, 2005).
Pertanyaan:
a. Tentukan jenis wacana dan alasan yang memperkuat jawaban
Saudara!
b. Berdasarkan posisi kalimat topiknya, termasuk jenis
paragraf apakah paragraf tersebut (deduktif, induktif, atau campuran)!
c. Tentukan judul yang cocok untuk wacana tersebut!
Jawaban:
(a) Berdasarkan kutipan yang ada dalam soal nomor 3 saya
berpendapat bahwa tulisan tersebut berjenis eksposisi. Dalam kutipan tersebut,
penjelasan-penjelasan yang diuraikan hanya bersifat memaparkan saja, tidak ada
unsur membandingkan atau memberikan data efek zat pemutih. Meskipun tertulis
sebagai hasil penelitian, tetapi penelitian tersebut tidak dirinci secara
detail, melainkan hanya diinformasikan sebagai bahan pengetahuan pembaca.
(b) Berdasarkan posisi kalimat topiknya, contoh kutipan
termasuk paragraf deduktif, yakni paragraf yang kalimat topik terletak di awal,
didahului dengan penjelasan yang khusus yakni paparan hasil penelitian terhadap
para buruh pabrik yang ternyata mengidap penyakit karena efek pemutih.
(c) Judul yang tepat adalah “Efek Zat Pemutih Bagi
Kesehatan”
No 4.
Saudara ditunjuk Kepala Sekolah untuk menjadi Ketua Panitia
Hari Pendidikan Nasional. Salah satu agenda acaranya adalah lomba baca puisi
tingkat SD se-Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Untuk keperluan tersebut,
Saudara harus menghubungi Drs. Hendra Saputra, M.Pd., dosen Jurusan Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Universitas Negeri Semarang, untuk diminta
sebagai juri. Lomba akan dilaksanakan pada hari Sabtu, 25 Juli 2009, pukul
08.30 WIB s.d. selesai, bertempat di SD tempat di mana Saudara mengajar, yakni
SDN Iser 09, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang. Alamat. Jalan Kyai Ragil,
Desa Iser, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang 52362, Telepon (0284)
345678.
Pertanyaan:
Buatlah surat undangan untuk menghubungi dewan juri tersebut
dengan format yang benar. Jangan lupa tulis pula pihak-pihak yang harus Saudara
beri tembusan suratnya.
Jawaban:
Surat dinas untuk menghubungi seorang dewan juri dalam
rangka lomba baca puisi di tempat saya mengajar dengan format surat dinas
pemerintah/organisasi
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN DATI II PEMALANG
RANTING KECAMATAN PETARUKAN
SDN ISER 09
Jalan Kyai Ragil,
Desa Iser, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang 52362,
Telepon (0284) 345678
Nomor : 03/U/B/2009
6 Juni 2009
Lampiran : Satu berkas
Hal : Permohonan menjadi Juri
Yth. Drs. Hendra Saputra, M.Pd.
Dosen Jurusan Bhs. dan Sastra Indonesia
FBS, Universitas Negeri Semarang
di tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka memeriahkan hari Pendidikan Nasional, kami akan
menyelenggarakan Lomba Baca Puisi Tingkat SD se-Kabupaten Pemalang. Sehubungan
dengan kegiatan tersebut, kami mengharap kesediaan Bapak untuk juri dalam lomba
yang akan diselenggarakan pada:
hari, tanggal : Sabtu, 25 Juli 2009
waktu : Pukul 08.30 s.d. selesai
tempat : Gedung Kesenian SD Iser 01.
Ketentuan tentang teknis pelaksanaan dan formulir kesediaan
Bapak menjadi dewan juru kami sertakan dalam lampiran.
Atas perhatian Bapak kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami,
Ketua Panitia
(Jangan lupa ditandatangani)
Sukirmanto, S.Pd.
NIP 132222555
Tembusan
1. Ketua Jurusan Pend. Bhs. dan Sastra Indonesia, Unnes
2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pemalang
3. Ka. UPTD Dinas Pendidikan Kecamatan Petarukan
4. Kepala Sekolah SDN Iser 01
No comments:
Post a Comment