Pertanyaan:
1.
Uraikan materi kurikulum dari tahun 1968 sampai sekarang,
khususnya kurikulum untuk sekolah dasar!
2.
Tuliskan kelebihan dan kekurangan kurikulum KTSP
dibandingkan kurikulum 2013!
Jawaban:
1.
Sejak Indonesia merdeka sampai dengan penerapan Kurikulum
2013, negeri ini telah memiliki sekian banyak kurikulum, yakni:
a.
Kurikulum 1968
Kurikulum 1968, sebagai kurikulum pertama yang
menggunakan pendekatan integrasi (inntegrated curriculum) untuk menggantikan
pendekatan kurikulum sebelumnya yang selama ini menggunakan pendekatan
terpisiah-pisah (separated curriculum).
Kurikulum 1968 merupakan kurikulum pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan
dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan
orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan ditekankan pada
upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani,
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti, dan
keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
b.
Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan
lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di
bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan
Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”,
yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci
lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat
pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Pada tahun ini pengajaran
matematika modern resminya dimulai. Berbagai kelemahan seolah nampak jelas,
pembelajaran kurang menekankan pada pengertian, kurang adanya kontinuitas,
kurang merangsang anak untuk ingin tahu, dan lain sebagainya. Ditambah lagi
masyarakat dihadapkan pada kemajuan teknologi. Akhirnya Pemerintah merancang
program pembelajaran yang dapat menutupi kelemanahn-kelemahan tersebut.
c.
Kurikulum
1978
Pada kurikulum 1978 matematika mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
1)
Membuat
topik-topik dan pendekatan baru. Topik-topik baru yang muncul adalah himpunan,
statistik dan probabilitas, relasi, sistem numerasi kuno, penulisan lambang
bilangan non desimal.
2)
Pembelajaran
lebih menekankan pembelajaran bermakna dan berpengertian dari pada hafalan dan
ketrampilan berhitung.
3)
Program
matematika sekolah dasar dan sekolah menengah lebih kontinyu.
4)
Pengenalan
penekanan pembelajaran pada struktur.
5)
Programnya
dapat melayani kelompok anak-anak yang kemampuannya hetrogen.
6)
Menggunakan
bahasa yang lebih tepat.
7)
Pusat
pengajaran pada murid tidak pada guru.
8)
Metode
pembelajaran menggunakan meode menemukan, memecahkan masalah dan teknik
diskusi.
9)
Pengajaran
matematika lebih hidup dan menarik.
d.
Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan pendekatan proses, tapi
faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering disebut “Kurikulum 1975
yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai subjek belajar. Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini
disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student Active Leaming (SAL).
Kurikulum 1984 ini berorientasi kepada tujuan
instruksional. Didasari oleh pandangan bahwa pemberian pengalaman belajar
kepada siswa dalam waktu belajar yang sangat terbatas di sekolah harus
benar-benar fungsional dan efektif. Oleh karena itu, sebelum memilih atau
menentukan bahan ajar, yang pertama harus dirumuskan adalah tujuan apa yang
harus dicapai siswa.
Pembelajaran matematika pada era 1980-an merupakan gerakan
revolusi matematika. Revolusi ini diawali oleh kekhawatiran negara maju yang
akan disusul oleh negara-negara terbelakang saat itu, seperti Jerman barat,
Jepang, Korea, dan Taiwan. Pengajaran matematika ditandai oleh beberapa hal
yaitu adanya kemajuan teknologi muthakir seperti kalkulator dan komputer.
Perkembangan matematika di luar negeri tersebut
berpengaruh terhadap matematika dalam negeri. Di dalam negeri, tahun 1984
pemerintah melaunching kurikulum baru, yaitu kurikulum tahun 1984. Alasan dalam
menerapkan kurikulum baru tersebut antara lain, adanya sarat materi, perbedaan
kemajuan pendidikan antar daerah dari segi teknologi, adanya perbedaan
kesenjangan antara program kurikulum di satu pihak dan pelaksana sekolah serta
kebutuhan lapangan dipihak lain, belum sesuainya materi kurikulum dengan tarap
kemampuan anak didik. Dan, CBSA (cara belajar siswa aktif) menjadi karakter
yang begitu melekat erat dalam kurikulum tersebut. Dalam kurikulum ini siswa di
sekolah dasar diberi materi aritmatika sosial, sementara untuk siswa sekolah
menengah atas diberi materi baru seperti komputer. Hal lain yang menjadi
perhatian dalam kurikulum tersebut.
Langkah-langkah agar pelaksanaan kurikulum berhasil
adalah melakukan hal-hal sebagai berikut;
a.
Guru
supaya meningkatkan profesinalisme
b.
Dalam
buku paket harus dimasukkan kegiatan yang menggunakan kalkulator dan computer
c.
Sinkronisasi
dan kesinambungan pembelajaran dari sekolah dasar dan sekolah lanjutan
d.
Pengevaluasian
hasil pembelajaran
e.
Prinsip
CBSA di pelihara terus
f.
Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum
1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu
pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan.
Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap
diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi
pelajaran cukup banyak. Tujuan pengajaran menekankan pada pemahaman konsep dan
keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
Tahun 90-an kegiatan olimpiade matematika internasional
begitu marak. Sampai tahun 1977 saja sudah 19 kali diselenggarakan olimpiade
matematika internasional. Saat itu Yugoslavia menjadi tuan rumah pelaksanaan
olimpiade, dan yang berhasil mendulang medali adalah Amerika, Rusia, Inggris,
Hongaria, dan Belanda.
Indonesia tidak ketinggalan dalam pentas olimpiade
tersebut namun jarang mendulang medali. Keprihatinan tersebut diperparah dengan
kondisi lulusan yang kurang siap dalam kancah kehidupan. Para lulusan kurang
mampu dalam menyelesaikan problem-problem kehidupan dan lain sebagainya. Dengan
dasar inilah pemerintah berusaha mengembangkan kurikulum baru yang mampu
membekali siswa berkaitan dengan problem-solving kehidupan. Lahirlah kurikulum
tahun 1994.
Dalam kurikulm tahun 1994, pembelajaran matematika
mempunyai karakter yang khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan
psikologi perkembangan anak, materi keahlian seperti komputer semakin mendalam,
model-model pembelajaran matematika kehidupan disajikan dalam berbagai pokok
bahasan. Intinya pembelajaran matematika saat itu mengedepankan tekstual materi
namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang
berkaitan dengan materi. Soal cerita menjadi sajian menarik disetiap
akhir pokok bahasan, hal ini diberikan dengan pertimbangan agar siswa mampu
menyelesaikan permasalahan kehidupan yang dihadapi sehari-hari.
g.
Kurikulum 2004
Kurikukum 2004 ini lebih dikenal dengan Kurikulum
Berbasis Kompetensi
(KBK). Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan
kemampuan untuk melakukan (kompetensi) tugas-tugas tertentu sesuai dengan
standar performance yang telah ditetapkan. Hal ini mengandung arti bahwa
pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu yang mampu melakukan perangkat
kompetensi yang telah ditentukan. Implikasinya adalah perlu dikembangkan suatu
kurikulum berbasis kompetensi sebagai pedoman pembelajaran.
Kurikulum Berbasis Kompetensi berorientasi pada:
2. Hasil dan dampak yang diharapkan
muncul pada diri peserta didik melalui serangkaian pengalaman belajar yang
bermakna.
2. Keberagaman yang dapat
dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya. Tujuan yang ingin dicapai
menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun
klasikal.
Tahun 2004 pemerintah melaunching kurikulum baru dengan
nama kurikulum berbasis kompetesi. Secara khusus model pembelajaran matematika
dalam kurikulum tersebut mempunyai tujuan antara lain;
a.
Melatih
cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkankesamaan, perbedaan,
konsistensi dan inkonsistensi
b.
Mengembangkan
aktifitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan
mengembangkan divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan,
serta mencoba-coba.
c.
Mengembangkan
kemampuan memecahkan masalah
d.
Mengembangkan
kemapuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain
melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
h.
Kurikulum 2006
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan, muncullah
KTSP. Tinjauan dari segi isi dan proses pencapaian target kompetensi pelajaran
oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah banyak perbedaan dengan Kurikulum
2004. Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan
untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa
serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar
kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap
mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus
dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah
koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota.
i.
Kurikulum 2013
Kurikulum
2013
menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan
guru (taught curriculum) dalam bentuk proses yang
dikembangkan
berupa kegiatan pembelajaran di sekolah,
kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung
peserta
didik
(learned-curriculum)
sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal
peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan
hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
2.
Kelebihan kurikulum KTSP dibandingkan kurikulum 2013
adalah guru diberi kebebasan dalam mengembangkan pembelajaran sesuai dengan
lingkungan dan karakteristik peserta didik.
kekurangan kurikulum KTSP dibandingkan kurikulum 2013
adalah bahwa penilaian pada kurikulum KTSP yang dilakukan lebih ditekankan dari
segi kognitif dan output, namun pada kurikulum 2013 dari semua segi baik
afektif, kognitif, maupun psikomotor yang dimulai dari proses sampai outputnya.
No comments:
Post a Comment