Wednesday, March 2, 2016

ketrampilan berbahasa Indonesia


MODUL 7
KETERAMPILAN BERBAHASA DENGAN FOKUS BERBICARA
I.  PENDAHULUAN
   A. Latar Belakang Masalah
            Pada umumnya setiap orang sudah padai berbicara. Dalam kegiatan berbicara sangat erat hubungannya dengan kegiatan menyimak, menulis dan membaca. Keterampilan berbicara akan dicapai secara maksimal apabila pembicara banyak membaca, menyimak, dan menulis.
      B. Rumusan Masalah
             Meninjau bentuk-bentuk kegiatan diatas, bagaimana proses ketrampilan berbahasa dengan fokus berbicara? Bagaimana mengatasi masalah tersebut?
   
II. URAIAN MATERI
 A.Keterpaduan Keterampilan Menyimak Dengan Fokus Berbicara
                     Menurut Ross dan Ross dalam Zuchdi 1990:11. Sebaiknya orangtua dan guru menjadi model berbahasa yang baik supaya anak-anak tidak menirukan pembicaraan yang memalukan atau tidak baik.
    Menyimak dan berbicara merupakan ketrampilan berbahasa lisan yang saling melengkapi dan saling bergantung. Bagi seseorang tidak ada yang perlu dikatakan jika tidak ada orang yang mendengarkan.Bahasa yang digunakan dalam percakapan itu dipelajari melalui menyimak dan menirukan pembicaraan. Biasanya anak tidak hanya menirukan hal-hal atau pembicaraan yang mereka pahami namun juga menirukan hal-hal yang tidak mereka pahami. Maka sebagai orangtua dan guru harus bisa menjadi model berbahasa yang baik, supaya anak tidak menirukan pembicaraan yang tidak benar atau memalukan.
Berbagai kegiatan keterpaduan keterpaduan menyimak dengan fokus berbicara:
Menyimak dan berbicara
          Sebuah cerita sangat bermanfaat bagi masa depan umat manusia. Karena dengan mendengarkan cerita kita dituntut  memiliki kemampuan imajinasi, matematika serta kemampuan berbahasa. Ketiganya merupakan tulang punggung peradapan manusia untuk dapat mengembangkan teknologi dan kebudayaan.Kebiasaan mendengarkan cerita selain dapat menambah kemampuan berbahasa dapat pula untuk menanamkan budi pekerti. RENE DECRATES mengemukakan:Orang yang memiliki daya nalar tinggi dan mampu mengatur pikirannya dengan cara sebaik-baiknya agar jelas dan mudah dimengerti orang lain, selalu paling mampu menyakinkan orang lain dengan cara berbicara. Jadi: Daya nalar tinggi terletak pada kemampuan berbicara atau menggunakan bahasa.Keterkaitan antara menyimak dan berbicara adalah bahwa seseorang yang biasa menyimak atau mendengarkan cerita dapat menambah kemampuan berbahasa. Apabila isi cerita yang disemak atau didengar itu berkesan, mereka cenderung punya keinginan menceritakan kembali dengan cara dan bahasa sendiri tanpa mengurangi makna cerita aslinya.
Menyimak dan bercakap-cakap
          Komunikasi akan lebih efektif apabila ada pihak pertama sebagai pembicara dan pihak kedua sebagaimenyimak atau sebaliknya.Keterikatan antara menyimak dan bercakap-cakap ialah adanya pemahaman yang muncul dalam percakapan. Ketrampilan menyimak sangat dibutuhkan atau syarat mutlak dalam melakukan percakapan.Untuk bisa menjawab pertanyaan dari lawan bicara, kita perlu memahami percakapan dan topik pembicaraan.Bagi yang bertanya ( penanya ) juga harus memahami jalannya percakapan, jadi kegiatan berbicara tidak lepas dari kegiatan menyimak.
3. Menyimak dan diskusi
          Diskusi merupakan arena dimana seseorang mengemukakan pendapat sesuai topik diskusi serta mendengarkan atau menyimak pendapat orang lain.Untuk dapat berbicara serta aktif berpendapat kita harus bisa memahami atau menyimak topiknya sehingga tidak menyimpang.

 B.Keterpaduan Keterampilan Menulis Dengan Fokus Berbicara
Berbicara dan menulis merupakan keterampilan ekpresif atau produktif.Keduanya digunakan untuk menyampaikan informasi. Kegiatan berbicara didukung oleh kegiatan menulis, terutama berkaitan dengan persiapan tertulis baik berupa referensi yang harus dibacanya maupun konsep yang akan disampaikan.
            Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menulis yaitu :
Tema yang mudah dipilih
Pilih yang dikuasai
            Didalam penentuan tema, penulis sebaiknya mempunyai pengetahuan yang memadai dalam tema yang diambil. Biasanya hal ini berkaitan erat dengan kebiasaan/sesuatu yang dekat dengan penulis. Misalnya, kegiataqn sehari-hari, hobi yang paling digemari.
Pilih yang sesuai dengan keahlian
             Penulis akan memilih pengalaman yang paling berkesan. Dan penulis harus memahami apa yang akan ditulisnya dan disesuaikan dengan kehlian yang dimilikinya. Oleh karena itu, tema yang disesuaikan dengan keahlian layak dibahas karena masalah tersebut memerlukan pembahasan yang sesuai dengan bidang yang ditekuni. Dengan demikian bahasan tema itu akan memberikan sumbangan kepada ilmu/profesi yang ditekuni.
Pilih yang diyakini
            Sumber lain yang dapat dijadikan tema tulisan yaitu keyakinan. Selain memilih tema yang diyakini, bisa juga penulis mengemukakan pendapat/pandangan mengenai sesuatu.
Pilih yang bersifat kritik
            Tema seperti ini berpangkal dari perasaan tidak puas terhadap suatu kenyataan. Kadang-kadang terbentuk perasaan tidak menyetujui terhadap sesuatu, baik yang ada dalam masyarakat umum/terbatas. Dengan adanya perasaan tersebut penulis dapat mengekspresikan kedalam sebuah tulisan, ditinjau dari segi teknik mengarang memilih tema yang bersifat kritik lebih mudah daripada yang lain. Dalam karangan tersebut yang ditonjolkan adalah menyerang kesalahan-kesalahan orang lain.
Pilih yang humor
            Hal yang merupakan bahan karangan yang cukup mudah yaitu hal-hal yang lucu, yang dialami seseorang dalam kehidupannya, baik yang dialami sendiri ataupun yang dialami orang lain.. Pengunaan bahasa sangat berperan dalam penulisan sesuatu yang lucu dan bahasa yang digunakan adalah bahasa yang segar, kadang-kadang cara penyampaiannya agak radikal. Penulis harus sanggup mengombinasikan antara yang benar dengan yang dicari-cari, dengan tujuan supaya sifat humorisnya melekat sehingga tulisan berkesan bagi pembaca.
Cara membatasi tema
           Agar tema yang dibuat tidak melenceng/menyimpang dari konsep-konsep yang akan diuraikan, dapat melalui dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Mencari aspek tema
            Sebuah tema yang cukup jelas, dapat langsung digunakan sebagai aspek sebuah karangan, tetapi jika penulis hanya mempunyai kemampuan yang terbatas, sebaiknya masalah itu dibatasi.
Penggunaan judul
Judul tunggal lengkap, dalam membuat karangan hanya bentuk judul tunggal yang disusun. Kemudian salah satu aspeknya diuraikan tanpa menghilangkan masalah umumnya.
Judul rangkap, adalah sebuah topik terdiri dari induk judul dan anak judul.
Menentukan tujuan
            Dalam beberapa hal, menentukan tujuan merupakan kunci utama. Dengan tujuan inilah penjabaran hal-hal lain dapat dilakukan. Tujuan dapat mengarahkan penulis agar dapat memilih dan membatasi masalah.
Menentukan sasaran
            Dalam hal ini siapakah pembaaca yang akan diharapkan oleh pengarang. Hal ini erat hubungannya dengan sistem yang akan dipergunakan pengarang untuk menguraikan karangan.
Kegiatan keterpaduan menulis dengan fokus berbicara
Menulis cerita anak dan menceritakannya di depan kelas.
Dalam hal ini sebagai contoh yang diambil adalah karangan narasi yaitu suatu jenis karangan atau wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah olah pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu.
Jenis karangan narasi
Narasi ekspositoris, adalah narasi yang hanya bertujuan untuk memberikan informasi pada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas.
Narasi sugestif, adalah narasi yang disusun sedemikian rupa sehingga penulis mampu menimbulkan daya khayal pembaca. Sasaran utama narasi sugestif ini bukan memberikan informasi melainkan memberikan makna suatu peristiwa kepada pembaca. Karangan narasi sugestif yang dalam hal ini cerpen dibangun oleh beberapa unsur, yaitu tema, plot, penokohan, latar, sudut pandang dan amanat.
Menulis naskah pidato dan mempraktikkan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun pidato yaitu:
Pengumpulan bahan
Garis besar pidato
Uraian secara detail.

C. Keterampilan Membaca Dengan Fokus Berbicara
          Ketrampilan berbicara akan diperoleh secara maksimal apabila pembicara banyak membaca. Dari membaca kita dapat memperoleh informasi sehingga kita dapat mengemukakan kembali secara lisan ketika kita berbicara dengan orang lain. Akan tetapi terkadang kita lupa apa yang telah kita baca karena pertimbangan latar belakang pengetahuan yang belum dipahami ketika kita membaca, sehingga pada waktu kita melakukan pembicaraan kita hanya menggunakan kata-kata yang telah kita kenal dan dirasa sudah kita pahami dengan baik.

Berbagai kegiatan keterpaduan dengan fokus berbicara
          Adapun kegiatan yang dapat dipadukan antara kegiatan membaca dengan kegiatan berbicara, misalnya membaca puisi kemudian diikuti dengan kegiatan berbicara tentang tema perasaan, amanat, nada dan suasana.Lalu membaca dongeng dengan disertai berbicara tentang tema, amanat, tokoh, karakter, alutr, sudut pandang dan mendiskusikannya.
Membaca puisi dan berbicara tenang tema puisi, perasaan, amanat, nada dan suasana.
          Pembelajaran kosakata selalu dipadukan dengan keterampilan berbahasa. Untuk mengajarkan kata-kata baru, bacalah sebuah puisi kemudian ditanggapi dengan pertanyaan-pertanyaan seputar tema, amanaat, perasaan, nada dan suasana. Setelah itu kata-kata yang disiapkan untuk diajarkan dibicarakan atau didiskusikan maknanya, sinonimnya, dan sebagainya. Setelah itu kata-kata tersebut dapat kita gunakan dalam sebuah kalimat secara tertulis.
Membaca cerita dan bercerita tentang tema, amanat, tokoh, karakter, alur, sudut pandang, dan latar
          Berbicara tentang sebuah tema, amanat, tokoh karakter, alur, sudut pandang, dan latar cerita biasanya tidak mungkin dapat dilakukan jika tidak membaca cerita tersebut. Untuk itu setelah membaca cerita atau tulisan-tulisan yang lain dan membacakan ringkasan hasil bacaan masing-masing maka kita dapat mengapresiasi cerita tersebut. Dengan cara-cara itu terjadi pemaduan antara membaca dan bercerita.

Membaca dengan diskusi
          Dengan membaca kita akan menemukan kata-kata yang mungkin asing bagi kita, maka untuk memahaminya kita harus mendiskusikannya dengan orang lain yang lebih mengerti. Dari sinilah terjadinya pemaduan antara membaca dan berdiskusi.

III. PENUTUP
       Kesimpulan
          Keterampilan berbahasa akan kita peroleh secara maksimal apabila kita banyak menyimak, menulis, dan membaca. Berbagai informasi akan kita dapat dengan melakukan kegiatan-kegiatan tersebut. Sehingga kita dengan mudah akan dapat mengemukakan suatu hal misalnya: berpidato, bercerita, atau membaca puisi kemudian mendiskusikannya.
        Saran
          Setelah menyimak atau mendengarkan percakapan dan cerita disarankan agar kita bisa melakukan dialog atau menceritakan kembali dengan bahasa atau kata-kata kita sendiri. Sebelum melakukan dialog atau pembicaraan kita harus melaukan persiapan tertulis baik berupa referensi yang harus dibaca, maupun konsep yang harus disampaikan misalnya: berupa naskah lengkap atau garis besarnya. Agar kita sukses mengemukakan suatu cerita atau berdialog kita harus benar-benar menguasai dkonsep yang akan kita sampaikan. Untuk itu kita harus membaca konsep tersebut. Apabila terdapat kata-kata yang belum dipahami disarankan didiskusikan makananya dengan orang lain.
















1 comment: