Thursday, February 11, 2016

Pkn modul 3 ketahanan nasional

Ketahanan Nasional
Latar belakang Tannas Idonesia
A.PERJUANGAN DAN KEMAMPUAN BANGSA INDONESIA UNTUK BERTAHAN
      Bangsa indonesia mengalami penjajahan berabatabat lamanya.Penjajahan itu mengakibatkan penderitaan lahir dan batin, kemiskinan dan kebodohan. Perjuangan mengusir penjajah mulai dari perlawanan Sultan Agung dari kerajaan Mataram pada tahun 1613 sampai perlawanan Sisingamangaraja (Batak) pada tahun 1900 tidak pernah berhasil. Hal ini karna di satu sisi, tidak adanya persatuan dan kesatuan di kalangan bangsa indonesia dan di sisi lain “keragaman bangsa indonesia mudah dieksploitasidengan politik “pecah belah “  atau “adu domba” atau secara populer di sebut pula politik “de vide et impera”.
      Perjuangan selanjutnya memunculkan angkatan perintis kemerdekaan (1908) yang di tandai oleh berdirinya Budi Utomo, dan 20 tahun kemudian muncul angkatan “penegak” Sumpah Pemuda (1928) Strategi perjuangan dalam melawan penjajah di ubah dengan jalan Pendidikan Untuk Memajukan Bangsa dan Membangkitkan Nemangat Nasionalisme. Hasil perjuangan yang menonjol dalam periode ini adalah tumbuh semangat atau jiwa persatuan dan kesatuan bangsa indonesia (ingat iklar Sumpah Pemuda).
      Periode selanjutnya, masa penjajahan jepang (1942-1945), merupakan babak baru perjuangan bangsa indonesia .Pada mulanya bangsa indonesia bersimpati pada penjajah baru ini. Bangsa indonesia menduga bahwa jepang  akan membantu mempercepat proses perjuangan mencapai kemerdekaan.Akan tetapi kenyataanya sangat mengecewakan bangsa indonesia. Rakyat indonesia semakin menderita, dan semakin miskin. Hasil bumi maupun ternak rakyat banyak disita untuk kepentingan penjajah. Banyak rakyat indonesia di paksa menjadi ”ROMUSHA” (PEKERJA PAKSA ) baik di indonesia maupun ke luar negeri, untuk kepentingan militer pemerintahan militer jepang, pada waktu itu sedang terdesak oleh tentara sekutu. Kondisi ini dapat anda tanyakan pada pelaku sejarah di daerah anda sendiri sehingga anda dapat membandingkan kondisi pada masa penjajahan belanda dan Jepang . Namun, pada hakikatnya penjajah siapapun bangsanya pada intinya membawa kesengsaraan, penderitaan lahir batin bagi bangsa terjajah.
      Oleh karna itu pada masa pendudukan militer jepang yang kita katagorikan sebagai penjajah, muncul perlawanan (ingat bukan pemberontakan) di beberapa tempat, antara lain Blitar oleh anggota dan di jawa barat (Singaparna). Tentu saja perlawanan terhadap jepang itu tidak hanya di kedua tempat tersebut.


      Banyak perlawanan terhadap jepang ini tidak terekam dalam catatan sejarah yang kita pelajari, tetapi yang dapat anda saksikan adalah “makam pahlawan” yang bertebaran di seluruh indonesia yang isinya antara lain pejuang-pejuang yang gugur di zaman penjajahan Jepang.
      Peperangan melawan penjajah ini tiada hentinya. Perjuangan di daerah yang satu dapat dipadamkan,tetapi di daerah lain muncul perjuangan baru, bak kata pepatah “patah tumbuh hilang berganti atau mati satu tumbuh seribu”. Pengorbanan mereka tidak sia-sia, semangat juang dan kerelaan berkorban demi bangsanya perlu kita warisi. Kesempatan emas itu datang dengan di taklukkanya Jepang kepada sekutu  15 Agustus 1945. Maka pada tanggal 17 Agustus 1945 diplokamasikan kemerdekan indonesia, dan terbentuklah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
      Walaupun kemerdekaan sudah di ploklamasikan, perjuangan bangsa indonesia terus dilanjutkan untuk mempertahankan kemerdekaan dari serangan-serangan bangsa asing. Konflik dengan tentara sekutu tidak bisa di hindarkan. Pasukan tentara sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherland East Indies (AFNEY) yang seharusnya bertugas menerima penyerahan tentara jepang, membebaskan tawanan perang menjamin keadaan damai dan penyerahan pemeritahan ke pihak sipil, ternyata di boncengi tentara Netherland Indies Civil Administration (NICA) dan menginjak-injak  harga diri bangsa indonesia  yang telah menyatakan dirinya merdeka.
      Pertempuran terjadi di surabaya (ingat peristiwa 10 November yang kita peringati sebagai hari pahlawan), di Ambarawa November-Desember 1945, di Medan Area (Sumatra  Utara) Desember 1945-April 1946, pertempuran di Bandung , Maret 1946 (ingat peristiwa Bandung Lautan Api  24 Maret  1946) dan tempat-tempat lainnya di wilayah indonesia.
      Perlawanan terhadap tentara belanda (NICA), terjadi setelah usai perundingan linggar jati.,belanda melakukan kecurangan dengan agresi Militer 1 pada tanggal 21 juli 1947. Perlawanan terus dilanjutkan dan berakirpada perundingan renvile 8 Desember 1947 yang membuat indonesia menjadi bagian dari Uni Indonesia Belanda.
      Setelah perjanjian renvile timbul pula penghianatan Partai Kominis  Indonesia yang memploklamasikan Negara Replubik Soviet Indonesia pada tanggal 18 September 1948. Selesai peristiwa Madiun (affair Madiun ) Belanda  (NICA) melakukan agresi militer 11 pada tanggal 19 Desember 1948. Hal ini membawa Indonesia-Belanja ke Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 23 Agustus 1949.Hasil (KMB) membuat Indonesia menjadi Negara Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri dari 16 Negara bagian.
     
     
       Apa yang dapat kita petik dari peristiwa perlawanan terhadap tentara asing sejak proklamasi kemerdekaan sampai 17 Agustus 1950 adalah sebagai berikut:
Kendatipun Tentara Inggis dan Belanda lebih modern persenjataan dan organisasinya, tidak membuat perjuangan Rakyat Indonesia pupus, semangat juang terus dikobarkan.
Politik devide et impera Belanda gagal. Bangsa Indonesia mengutamakan persatuan dan kesatuan.
      Sementara itu di dalam negri terjadi konflik akibat kekacauan politik dan gerakan pembangkangan Kartosuwiryo yang tidak puas terhadap hasil perundingan Renvile. Kartosuwiryo mengumumkan bahwa berdirinya  Negara Islam Indonesia (NII) tanggal 7 Agustus 1949 di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pemberontakan yang dilatar belakangi oleh ketidak puasan akan kebijaksanaan pemerintah pusat (Darul Islam di Sulawesi Selatan dan Aceh).Ketidak puasan akan politik dan golongan terhadap pemerintah pusat (PRRI/Permesta), bermotif idiologi komunis (Pemberontakan Gerakan 30 September/ PKI) sampai pada pemberontakan yang bermotif  “nostalgia” pada zaman colonial (pemberontakan Kapten Andi Azis, RMS/APRA)
B. PENEGAKAN DASAR NEGARA DAN KONSTITUSI UUD 1945
      Pancasila sebagai dasar negara, dan UUD 1945 sebagai konstitusi negara sudah di amanatkan  untuk di gunakan dalam kehidupan kita bernegara, berbangsa dan bermasyarakat sejak ploklamasi kemerdekaan  Indonesia  17 Agustus 1945. Dekrit Presiden 5 juli 1959 membawa negara RI kembali ke UUD 1945 dan dengan sendirinya Pancasila tetap menjadi Dasar Negara.
      Dimensi kebangkitan nasional mengandung daya cipta masyarakat dan mendorong membangun suatu bangsa.Dimensi Tannas mengandung kemampuan dan ketangguhan menghadapi ancaman, tantangan, hambatan, dan ganguan serta kemampuan kita mencapai tujuan dari cita-cita Nasional.
      Jadi tanas adalah salah satu dimensi kehidupan kita dalam berbangsa dan bernegara, yang diangkat dari dasar negara konstitusi UUD 1945. Tannas merupakan landasan untuk menjamin kelangsungan bangsa dan negara.
C. PROSES PERKEMBANGAN GAGASAN TANNAS
      Istilah tannas yang menjadi milik nasional, bermula sejak tahun 1960 akan tetapi belum dirumuskan secara ilmiah.
      Lembaga pertahanan nasional dahulu dan sekarang Lembaga Tannas  (Lemhannas), sejak didirikan (1965) terus-menerus mengkaji dan membahas masalah “Tannas”.

      Sampai sekarang kita telah memiliki tiga konsepsi tentang Tannas, yaitu sebagai berikut:
Konsepsi kesatu yang masih merupakan devinisi, lahir pada tahun 1968 adalah sebagai berikut. Tannas adalah keuletan dan daya tahan kita dalam menghadapi segala kekuatan ,baik yang dating dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara dan bangsa Indonesia
Konsepsi.kedua yang merupakan penyempurnaan dari konsepsi kesatu lahir pada tahun 1969,berbunyi tannas adalah keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala ancaman baik yang datang dari luar maupun dari dalam ,yang langsung atau tidak langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara dan bangsa Indonesia’’. Apabila anda perhatikan kedua definisi tersebut maka dapatlah disimpulkan dengan bebebrapa unsure yg tepat (sama) ialah keuletan dan daya tahan ,tantangan dan ancaman dari luar maupun dari dalam ,langsung maupun tidak langsung ,membahayakan hidup Negara dan bangsa Indonesia
Panitia kerja LEMHANNSA berusaha menyempurnakan serta memberikan pegertian-pengertian yg lebih luas tentang istilah tannas. Pada tahun 1972 lahirlah konsepsi ketiga dari tannas seperti berikut.
Tannas merupakankondisi dinamis suatu Negara ,berisikan keuletan dan ketanguhan ,yg mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala macam ancaman ,tantangan,hambatan ,serta ganguan,baik yg datang dari luar maupun dari dalam,yg langsung  maupun tdk langsung membahayakan ,identitas,integritas kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar nasional.
Rumusan konsepsi ke tiga tahun 1927 ini disahkan oleh menhamkem\ pagrab dengan surat keputusan no. SKEP 1382\XIII\1927 tanggal 20 desember 1974.
Apabila anda perhatikan dan perbandingan dengan seksama ketiga konsepsi tersebut terdapat perbadaaan-perbedaaan antara konsepsi 1968\1969 dan konsepsi 1972.perbedaan-perbedaan tersebut ,antara lain berikut ini.
Perumusan tahun 1972 (rumusan 3)  bersifat universal dalam arti rumusan tersebut berlakuuntuk setiap Negara ,terutama Negara-negara yg sedang berkembang
Konsepsi 1972tidak lagi merupakan definisi ,melainkan merupakan pengertian dari istilah-istilah yg terdapat di dalam konsepsi tersebut

Apabila di dalam konsepsi 1968 dan 1969 tannas disamakan dengan keuletandan daya tahan nasional maka dalam konsepsi 1972 tannas merupakan suatu kondisi dinamik yg berisikan keuletan dan ketanguhan.yg berarti bahwa kondisi itu dapat berubah selain itu secara lengkap dan terperinci di cantumkan bahaya yg akan di hadapi ialah ancaman tantangan hambatan serta gangguan ..kelangsungan hidup.
Di dalam pidato kenegaraan di depan sidang DPR pada 1975,presiden RI mengatakan bahwa tannas adalah tingkat keadaan dan keuletan serta ketangguhan bangsa Indonesia dalam menghimpun dan megerahkan keseluruhan kemampuan nasional yg ada sehingga merupakankekuatan nasional yg mampu dan sanggup menghadapi setiap ancaman dan tantangan terhadap keutuhan maupun kepriadian bangsa, mempertahankan kehidupan dan kelangsungan cita-citanya.
Di dalam ketetapan MPR No.II\MPR\1983 tentang GBHN,Bab II F,dikemukakan bahwa;;
Tannas adalah kondisi aspek kehidupan dinamik yg merupakan integrasi dan kondisi tiap-tiap aspek kehidupan bangsa dan Negara. Pada hakikatnya tannas adalah  kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan Negara
Untuk tetap memungkinkan berjalan pembangunan nasional yg harus menuju ke tujuan yg ingin kita capai dan agar dapat secara efektif dielakkanya ancaman tantangan .hambatan .dan gangguan timbul baik dari luar maupun dari dalam,perludi pupux terus-menerus tannas yg meliputi segala aspek kehidupan bangsa dan Negara
Berhasil pembangunan nasional akan meninggalkan tannas selanjutnya tannas yg tanggung akan lebih mendorong lagi pembangunan nasional
       Oleh karena situasi dan kondisi yang selalu dinamis dan bahaya serta tantangan selalu berubah maka tannas harus segera di kembangkan dan di bina agar memadaidan sesuai dengan perkembangan keadaan.

No comments:

Post a Comment