Wednesday, April 4, 2012

Janaka



Prabu Janaka adalah raja Negara Mantili atau Matila (Mahabharata), ayah Dewi Sinta. Prabu Janaka merupakan seorang raja yang berwatak brahmana, seorang raja yang adil paramarta, bijaksana, berhati lurus dan bersih
Prabu Janaka bersahabat baik dengan Brahmana Kala, brahmana raksasa dari pertapaan Dwarawati. Dari Brahmana Kala itulah ia mendapatkan busur dan panah Dewa Siwa sebagai persyaratan mencari jodoh untuk putrinya, Dewi Sinta yang diyakini sebagai titisan Batari Sri Widowati. Menurut Brahmana Kala hanya satria titisan Dewa Wisnu yang mampu mengangkat busur tersebut. Apa yang dikatakan  Brahmana Kala menjadi kenyataan. Dewi Sinta akhirnya diperistri oleh Ramawijaya, putra Prabu Dasarata, raja Negara Ayodya dengan permaisuri Dewi Kusalya. Sebagai satria titisan Dewa Wisnu, Ramawijaya berhasil mengangkat busur Dewa Siwa dan memenangkan sayembara mantili.
Prabu Janaka berumur sangat panjang. Ia meninggal setelah menyerahkan tahta kerajaan Mantili kepada cucunya, Kusya, Putra Dewi Sinta dengan Prabu Ramawijaya.


Kisah Arjuna putra Pandu Pandudewanata, raja Negara Astinapura dengan Dewi Kunti/Dewi Prita, putri Prabu Basukunti, raja Negara Mandura. Ia merupakan anak ke-tiga dari lima bersaudara satu ayah, yang dikenal dengan nama Pandawa. Dua saudara satu ibu adalah Puntadewa dan Bima/Werkudara. Sedangkan dua saudara lain ibu, putra Pandu dengan Dewi Madrim adalah Nakula dan Sadewa.
Arjuna seorang satria yang gemar berkelana, bertapa dan berguru menuntut ilmu. Selain menjadi murid Resi Drona di Padepokan Sukalima, ia juga menjadi murid Resi Padmanaba dari pertapaan Untarayana. Arjuna pernah menjadi Pandita di Goa Mintaraga, bergelar Bagawan Ciptaning. Ia dijadikan jago kadewatan membinasakan Prabu Niwatakawaca, raja raksasa dari Negara Manimantaka. Atas jasanya itu, Arjuna dinobatkan sebagai raja di Kahyangan Kaindran bergelar Prabu Karitin dan mendapat anugrah pusaka-pusaka sakti dari para dewa, antara lain: Gendewa dari Batara Indra, panah panah Ardadadali dari Batara Kuweru, Panah Cundamanik dari Batara Narada, panah Pasopati dari Batara Guru.
Arjuna juga memiliki pusaka-pusaka sakti lainnya, antara lain: Keris Kiai Kalanadah, Panah Sangkali dari Resi Durna, Panah Candranila, Panah Sirsha, keris Kiai Sarotama, Keris Kiai Baruna, keris Pulanggeni diberikan pada Abimanyu, Terompet Dewanata, Cupu berisi minyak Jayengkaton pemberian Bagawan Wilawuk dari pertapaan Pringcendani dan Kuda Ciptawilaha dengan Cambuk Kiai Pamuk. Sedangkan ajian yang dimiliki Arjuna antara lain: Panglimunan, Tunggengmaya, Sepiangin, Mayabumi, Pengasih dan Asmaragama.
Arjuna mempunyai 18 orang istri dan 16 orang anak. Adapun istri dan anak-anaknya adalah:
a.    Dewi Sumbadra, berputra Raden Abimanyu.
b.    Dewi Larasati, berputra Bratalaras.
c.    Dewi Srikandi.
d.    Dewi Ulupi/Palupi, berputra Bambang Irawan.
e.    Dewi Jimambang, berputra Kumaladewa dan Kumalasakti.
f.    Dewi Ratri, berputra Bambang Wijanarka.
g.    Dewi Dresanala, berputra Raden Wisanggeni.
h.    Dewi Wilutama, berputra Bambang Wilugangga
i.     Dewi Manuhara, berputra Endang Pregiwa dan Endang Pregiwati.
j.     Dewi Supraba, berputra Raden Prabakusuma.
k.    Dewi Antakawulan, berputra Bambang Antakadewa.
l.      Dewi Maeswara, berputra Bambang Priambada.
m.   Dewi Retno Kasimpar.
n.    Dewi Juwitaningrat, berputra Bambang Sumbada.
o.    Dewi Dyah Sarimaya.
p.    Dewi Pamegatsih, berputra Bambang Pamagatrisna.
q.    Dewi Gandawati, berputra Bambang Gandawardaya.
r.    Dewi Sulastri, berputra Bambang Sumitra.
Arjuna juga memiliki pakaian yang melambangkan kebesaran, yaitu: Kampuh/Kain Limarsawo, Ikat Pinggang Limarkatanggi, Gelung Minangkara, Kalung Kalung Candrakanta dan Cincin Mustika Ampal (dahulunya milik Prabu Ekalaya, raja Negara Paranggelung). Ia juga banyak memiliki nama dan julukan, antara lain: Parta (pahlawan perang), Janaka (memiliki banyak istri), Permadi (tampan), Dananjaya, Kumbang Ali-ali, Ciptaning Mintaraga (pendeta suci), Pandusiwi, Indratanaya (Putra  Batara Indra), Jahnawi (gesit trengginas), Palguna, Danasmara (perayu ulung) dan Margana (suka menolong).
Arjuna memiliki sifat perwatakan: cerdik pandai, pendiam, teliti, sopan santun, berani dan suka melindungi yang lemah. Ia memimpin Kadipaten Madukara, dalam wilayah Negara Amarta. Setelah perang Bhatarayuda, Arjuna menjadi raja di Negara Banakeling, bekas kerajaan Jayadrata. Akhir riwayat Arjuna diceritakan, ia muksa (mati sempurna) bersama ke empat saudaranya yang lain.

No comments:

Post a Comment