Monday, March 26, 2012

Energi Bunyi


Bunyi berasal dari getaran.
Sumber bunyi adalah Semua benda yang dapat menimbulkan bunyi.
Satu getaran adalah satu kali gerak ke atas dan ke bawah maupun ke samping kanan dan kiri.
Banyak getaran yang terjadi dalam satu detik disebut kekerapan atau frekuensi.
Bunyi yang frekuensinya teratur disebut nada.
Bunyi yang frekuensinya tidak teratur disebut desah.
Penggolongan bunyi berdasarkan frekuensinya antara lain:
1.  Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya berkisar antara 20 sampai 20.000 getaran per detik (hertz). Bunyi inilah yang dapat ditangkap oleh telinga manusia.
2.  Infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 getaran per detik (hertz). Yang dapat mendengar bunyi ini misalnya jangkrik dan kecoak.
3.  Ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya lebih dari 20.000 getaran per detik (hertz). Yang dapat mendengar bunyi ini adalah lumba-lumba dan kelelawar.
Tinggi rendahnya nada ditentukan oleh frekuensi.
Amplitudo adalah simpangan terjauh dari kedudukan kesetimbangan (yaitu kedudukan benda pada saat tidak bergetar).
Kuat lemahnya bunyi dipengaruhi oleh amplitudo.
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda.
Kecepatan perambatan bunyi disebut cepat rambat bunyi.

Sifat-sifat bunyi antara lain:
1.    Bunyi dapat merambat
Gelombang bunyi termasuk gelombang mekanik yaitu gelombang yang memerlukan medium dalam perambatannya.
Semakin jauh sumber bunyi, semakin lemah bunyi itu terdengar. Semakin dekat sumber bunyi, semakin kuat bunyi terdengar. Gejala ini disebut efek Doppler.
Mediumnya berupa benda padat, benda cair, dan benda gas.
Urutan perambatan bunyi (dari yang tercepat):
     Padat      ------     Cair      -------    Udara
6000 m/det         1500 m/det      343 m/det     pada suhu 20oC
Berdasarkan aah rambatnya, bunyi dibedakan menjadi 2 yaitu:
a.    Gelombang bunyi transversal yaitu gelombang bunyi yang arah simpangannya tegak lurus terhadap arah rambatannya. Contohnya: gelombang bunyi rel kereta api, batu dilemparkan ke sungai.
b.    Gelombang bunyi longitudinal yaitu gerak gelombang merapat-merenggang-merapat yang mempunyai simpangan searah dengan rambatannya. Misalnya bunyi gong yang dipukul.
2.    Pemantulan bunyi
Pemantulan bunyi akan terjadi apabila bunyi tersebut dalam perambatannya dihalangi oleh benda yang permukaannya keras (misalnya batu, kayu, besi, dan lain-lain)
Berdasarkan jarak sumber bunyi dan dinding pemantul, maka bunyi pantul dapat dibedakan menjadi tiga jenis antara lain:
a.    Bunyi pantul yang memperkeras bunyi asli
Jika jarak antara sumber bunyi dan dinding pemantul dekat, maka bunyi pantul terdengar hamper bersamaan dengan bunyi asli, sehingga akan memperkeras bunyi asli.
b.    Gaung atau kerdam
Adalah bunyi pantul yang hanya sebagian tiba bersama dengan bunyi asli sehingga bunyi asli menjadi tidak jelas.
Ini terjadi apabila jarak dinding pemantul dengan sumber bunyi lebih jauh, yang berakibat bunyi pantul mengganggu bunyi asli sehingga suara menjadi tidak jelas.
c.    Gema
Adalah bunyi pantul yang terdengar lengkap sesudah bunyi asli.
Manfaat bunyi pantul:
1)    Bunyi pantul yang bersamaan dengan bunyi asli dapat memperkuat atau memperkeras bunyi asli. Misalnya di bidang kedokteran untuk mengetahui keadaan janin dengan USG, untuk mengetahui tekanan darah,
2)    Gema dapat digunakan untuk mengukur kedalaman laut dengan alat yang disebut SONAR. Sonar dibuat oleh ahli sains bangsa Perancis yang bernama Paul Langevin.
3.    Penyerapan bunyi
Benda-benda yang dapat menyerap bunyi disebut peredam bunyi yaitu benda yang permukaannya lunak. Contohnya: karpet karet, goni, busa, kain, dan wol.

No comments:

Post a Comment