TUHAN YANG MAHA ESA DAN
KETUHANAN
Kegiatan belajar 1 |
Keimanan dan ketakwaan
|
A.
Keimanan
Keimanan berasal dari kata dasar
“iman”. Dibentuk dari kata “aamana” (fi’il madhi/bentuk telah), “yu’minu”
(fi’il mudhari/bentuk sedang atau akan), dan mukminun (pelaku/orang yang
beriman).
Dalam
Al Qur’an Surat Al Baqarah (2) ayat 165 :
Dan
ada diantara manusia mengambil dari selain Allah sebagai tandingan, mereka
mencintainya sebagaimana mencintai Allah. Dan orang yang beriman, bersangatan
cintanya kepada Allah. Dan jika sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu
mengetahui ketika mereka melihat azab (tahulah mereka) bahwa sesungguhnya
seluruh kekuatan itu kepunyaan Allah dan sesungguhnya Allah itu sangat keras
azab-Nya (pasti mereka menyesal).
B.
Implikasi
Keimanan
Ciri-ciri
orang yang beriman antara lain :
1.
Tawakal
2.
Mawas diri dan bersikap
ilmiah
3.
Optimis dalam
menghadapi masa depan
4.
Konsisten dan menepati
janji
5.
Tidak sombong
C.
Pembinaan
Keimanan
Proses pembentukan iman diawali
dengan proses perkenalan, yang sekaligus diiringi dengan latihan pengamalan,
kemudian meningkat menjadi senang. Mengenal ajaran Allah adalah langkah awal
dalam mencapai iman kepada Allah. Disamping proses pengenalan, maka proses
pembiasaan juga perlu diperhatikan. Karena dari proses ini, maka seseorang akan
terbiasa melakukannya. Dari yang awalnya tidak suka, akan menjadi senang.
D.
Ketakwaan
Konsep Takwa adalah mengikuti atau
memenuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Imam Qusairi dalam kitab Duratun
Nashihin mengemukakan ciri-ciri orang yang bertaqwa, yaitu (1) tawadlo (rendah
hati), (2) qona’ah (menerima takdir), (3) wara (hati-hati) dan yakin (tawakal).
Dampak dari ketaqwaan seseorang
akan diberi kemudahan dalam memecahkan persoalan dan akan diberi rezeki yang
datangnya tidak diduga sebelumnya.
Seperti
dijelaskan dalam Al qur’an surat Ath Thalaaq ayat 2 – 3:
Barang siapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia
akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang
tiada disangka-sangka.
|
Kegiatan belajar 2
|
Filsafat Ketuhanan
|
Filsafat dalam bahasa Yunani Philosophia yang berarti kecintaan
kepada kebenaran (wisdom) atau dalam bahasa arab adalah falsafah. Pengertian
falsafah adalah memahami sesuatu yang tidak diketahui dari hal yang sudah
diketahui.
A.
Pemikiran
Manusia Tentang Tuhan
1.
Animisme/Dinamisme,
Politeisme, dan Henoteisme
Dinamisme
adalah keyakinan pada kekuatan suatu benda yang dipandangnya mempunyai
kekuatan.
Animisme adalah
keyakinan bahwa suatu benda mempunyai roh atau sebangsa makhluk ghoib
didalamnya.
Politeisme
adalah kepercayaan terhadap pada banyak dewa atau dewi. Politeisme ini
merupakan peningkatan dari paham animism dan dinamisme.
Henoteisme
(satu bangsa = satu Tuhan) adalah keyakinan bahwa setiap satu kesatuan tidak
mungkin diatur oleh lebih dari satu pengatur.
2.
Monoteisme
Monoteisme
adalah keyakinan bahwa hanya ada satu Tuhan di dunia ini.
Paham
monoteisme terbagi menjadi tiga, yaitu :
a.
Deisme
Paham
ini beranggapan bahwa Tuhan Yang Maha Esa mempunyai sifat yang serba Maha.
Sebab itulah alam akan mampu bertahan hidup dan berkembang dengan sendirinya
tanpa ada pengawasan serta peran dari Tuhan.
Setelah menciptakan alam, Tuhan berpisah dengan alam (transcendent). Sehingga aturan yang dipakai adalah aturan
manusia. Paham ini dikenal dengan paham free
will atau dalam teologi Islam dikenal sebagai aliran Qadariah.
b.
Panteisme
Paham
ini berpendapat bahwa setelah Tuhan menciptakan alam, Tuhan ada bersama alam (immanent). Dimana ada alam, disitu ada
Tuhan. Dalam aliran filsafat, aliran ini berkembang menjadi paham predestination, dalam teologi Islam
dikenal aliran Jabbariah.
c.
Ekletisme
Paham
ini merupakan gabungan dari paham deisme dan panteisme. Dimana manusia
mempunyai peran sebagai perencana dan Tuhan berperan sebagai penentu. Tuhan
bukan alam, jauh di luar alam, namun Tuhan dekat dengan alam.
B.
Pengertian
Tuhan Dalam Ajaran Islam
1.
Allah sebagai Khalik
(Pencipta)
Pencipta
memang tidak sama dengan yang dicipta. Ia adalah Zat Yang Wajib (Zat Wajibul
Wujud). Bagaimana jenis dan bentuknya bukanlah jangkauan akal manusia, karena
itu kita dilarang memikirkan Zat Tuhan.
QS.
Al-Baqarah (2) ayat 255.
Allah,
tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Hidup Kekal lagi Berdiri Sendiri. Dia tidak
mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.
Siapakah yang dapat member syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Dia
mengetahui apa-apa yang ada di hadapan mereka dan apa-apa yang di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
Dia kehendaki. Kursi (kekuasaan)-Nya meliputi langit dan bumi. Dan Dia tidak
berat memelihara keduanya, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.
2.
Sifat Allah
Dalam
Al Qur’an disimpulkan ada sekitar 99 nama Allah yang mulia (asmaul husna) yang
menggambarkan sifat-Nya Yang Sempurna. Menurut M. Quraish Shihab, bahwa keesaan
Allah itu mencakup :
a.
Keesaan Zat-Nya
Keesaan
Zat-Nya berarti bahwa Allah itu tidak terdiri dari unsur-unsur dan tidak
membutuhkan unsur yang lain.
QS.
Faathir (35) ayat 15
Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada
Allah; dan Allah Dialah yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha
Terpuji.
b.
Keesaan Sifat-Nya
Keesaan
Sifat-Nya berarti bahwa Allah memiliki sifat yang tidak sama dalam isi dan
kapasitasnya dengan makhluk, walaupun dari segi bahasa, kata yang digunakan
untuk menunjukkan sifat tersebut sama.
QS.
Al A’raaf (7) ayat 180.
Hanya
milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka akan mendapat Balasan
terhadap apa yang telah mereka kerjakan
c.
Keesaan Perbuatan
Keesaan
ini mengandung arti bahwa segala sesuatu yang berada di ala mini semua adalah
hasil perbuatan Allah.
QS.
Yaaa Siin (36) ayat 83.
Maka
Maha suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan
kepada-Nyalah kamu dikembalikan.
d.
Keesaan dalam beribadah
kepada-Nya
Keesaan
ini merupakan perwujudan dari ketiga hal diatas. Yakni suatu amalan tertentu
yang ditetapkan cara atau kadarnya langsung oleh Allah atau melalui Rasul-Nya,
atau dikenal dengan istilah Ibadah Mahdhah.
QS. Al An’aam (6) ayat 162.
Katakanlah:
Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam
|
3.
Ma’rifatullah melalui
Pikir dan Zikir
a.
Melalui Pikir
Alam
semesta ini diciptakan dengan kekuasaan dan ilmu yang tinggi. Sehingga orang
akan menggunakan akalnya secara baik dan akan menemukan kekaguman di dalam
ciptaan-Nya.
QS.
Al Jaatsiyah (45) ayat 13
ia telah menundukkan untukmu apa yang di langit
dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang berfikir.
b.
Melalui Zikir
Zikir
adalah mengingat Allah dengan menyebut nama-nama-Nya yang mulia dan Sempurna.
QS.
Ar Rad (13) ayat 28
(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram
4.
Kekuasaan dan Perbuatan
Allah
Sebagai
Tuhan yang mencipta dan menyempurnakan ciptaan-Nya, Ia tentunya berkuasa pula
pada ciptaan-Nya. Allah berkuasa karena Dia berilmu, memiliki kekuatan, dan
memiliki kemampuan.
QS.
Ali Imron (3) ayat 59.
Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah,
adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian
Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), Maka
jadilah Dia.
|
No comments:
Post a Comment