Proses pelapukan dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut.
1. Pelapukan Fisika
Pelapukan fisika adalah
pelapukan yang disebabkan adanya perubahan suhu (baik siang dan malam, terpaan
angin dan hujan (erosi), dank arena tarikan gaya gravitasi bumi..
Pada siang hari yang
panas, batuan memuai. Adapun pada malam hari yang dingin, batuan mengerut.
Pemuaian dan pengerutan mengakibatkan batuan menjadi retak dan menjadi lapuk.
2. Pelapukan Biologi
Pelapukan biologi adalah
pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas makhluk hidup.
Misalnya akar-akar
tumbuhan yang masuk ke dalam batuan. Akar-akar tumbuhan mengakibatkan batuan menjadi
hancur dan terbentuklah tanah. Selain akar-akar tanaman, ganggang dan lumut
juga dapat menyebabkan terjadinya pelapukan biologi.
3.
Pelapukan Kimia
Pelapukan kimia adalah pelapukan karena oksigen dan uap
air bergabung dengan berbagai zat.
Misalnya perkaratan pada besi, hujan asam (air hujan
mengandung CO2 dan karena gas-gas buangan industry yang bereaksi
dengan uap air dan gas-gas lain di udara.
Benda yang umumnya mengalami pelapukan adalah kayu. Namun,
batuan yang keras pun dapat mengalami pelapukan. Pelapukan disebabkan oleh
kondisi lingkungan seperti udara yang lembap dan kandungan air yang banyak
merupakan pelapukan fisika. Kehadiran makhluk hidup yang lain, seperti rayap
dapat mempercepat pelapukan, yaitu disebut pelapukan biologi. Rayap memakan
kayu dengan cara melubangi kayu. Kayu yang berlubang-lubang menyebabkan air
dapat masuk sehingga mempercepat pelapukan.Kayu yang melapuk dapat juga
disebabkan oleh jamur dan lumut yang tumbuh di atasnya. Pelapukan pada kayu
dapat dicegah dengan cara melapisi kayu dengan cat dan pernis. Dengan cara
tersebut dapat menutupi celah-celah yang terdapat dalam kayu. Beberapa
pengusaha kayu merendam kayu dalam lumpur agar menutup pori-pori dalam kayu
No comments:
Post a Comment