Sunday, April 15, 2012

Mangkuk Purba


Kawasan Bandung dan sekitarnya dapat diibaratkan sebagai mangkuk bentukan bumi ratusan ribu tahun lalu. Bentangan alam itu biasa disebut Cekungan Bandung. Cekungan Bandung berbentuk elips dengan arah dari timur tenggara hingga barat laut, dimulai dari Nagreg di sebelah timur sampai ke Padalarang di sebelah barat. Jarak horizontal cekungan kurang lebih 60 kilometer. Adapun jarak utara-selatan sekitar 40 kilometer. Cekungan tersebut semakin terlihat nyata jika dikaitkan dengan kurungan gunung yang ada di sekitarnya.

Sutikno Bronto dan Udi Hartono, Geolog dari Pusat Survei Geologi,  didalam tulisannya "Potensi Sumber Daya Geologi di Daerah Cekungan Bandung dan Sekitarnya (2006)", menyebutkan bahwa Cekungan Bandung dikelilingi oleh jajaran kerucut gunung api yang berumur kuarter. Hanya bagian barat Cekungan Bandung yang dibatasi oleh batuan yang berumur tersier dan batu gamping.

Penelitian sebelumnya menunjukkan pengendapan dalam Cekungan Bandung dimulai 126.000 tahun lalu, berupa batuan gunung api dan sedimen danau. Di antara tanah purba dan batuan sedimen terbawah Cekungan Bandung itu ada banyak lapisan abu gunung api sebagai penanda adanya kegiatan gunung api yang mengawali pembentukan Danau Bandung. Adanya aliran air Sungai Citarum yang terbendung akibat lontaran batuan Gunung Sunda disebut-sebut ikut mengisi cekungan raksasa itu.

Geolog dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Eko Yulianto, mengatakan, terjadinya danau yang merendam Kota Bandung itu melalui beberapa tahap dan terakhir terbentuk sekitar 20.000 tahun lalu.

Menurut beberapa sumber hilangnya danau itu disebabkan kebocoran. Tetapi, ada yang berargumen bahwa hal itu diakibatkan pendangkalan karena adanya material yang terbawa ke danau dan mengendap.

Menurut Eko Yulianto, endapan danau purba itu pula yang menyebabkan kawasan Cekungan Bandung bertanah lunak.

Sutikno Bronto dan Udi Hartono mencurigai Cekungan Bandung sebagai sistem kaldera gunung api jamak. Terdapat pola menyerupai busur mulai dari Cianjur-Jatiluhur di sebelah barat laut, Subang di bagian utara dan timur laut, serta Gunung Tampomas-Majalengka di sebelah timur laut. Pola kelurusan ini dikenal sebagai patahan Bandung Raya yang terbentuk dari gabungan Patahan Cimandiri, Karawang, Subang, dan Baribis. Di selatan sistem patahan itu terdapat patahan lain seperti Padalarang, Lembang, Tampomas, dan Kuningan-Cilacap.

Pola cembung itu menunjukkan adanya gaya yang bersumber dari satu tempat lalu menyebar. Salah satu dugaannya ialah keberadaan gaya vertikal dari bawah Cekungan Bandung dan sekitarnya. Gaya tegak lurus itu diduga berasal dari batuan dasar yang kemungkinan berbentuk benua kecil di bawah Bandung. Perkiraan lainnya ialah magma yang membeku atau justru sedang membangun tenaga.

No comments:

Post a Comment