Nyeri di bagian ulu
hati adalah masalah yang umum dijumpai di masyarakat. Masyarakat umum biasanya mengira sakit di ulu
hati hanya karena masuk angin dan kecapekan. Tapi jika
sering mengalami nyeri di ulu hati sebaiknya hati-hati, karena bisa jadi itu
tanda dari radang kandung empedu.
Nyeri perut di ulu
hati tidak selalu berasal dari lambung atau maag, karena bisa juga berasal dari
bagian tubuh lain seperti pankreas, kandung empedu, liver, usus 12 jari bahkan
bisa berhubungan dengan serangan jantung.
Data yang ada
menunjukkan sekitar 20 persen pasien dengan keluhan nyeri ulu hati atau nyeri
perut disebabkan oleh adanya gangguan pada kandung empedu baik akibat batu atau
peradangan itu sendiri. Dan sekitar 80 persen berumur di atas 40 tahun serta
tidak ada yang berumur di bawah 30 tahun.
Masyarakat awam terkadang mengira hanya sakit karena kecapakan maka
jarang untuk berobat ke dokter atau malas untuk mencari tahu apa sebenarnya
sakit yang diderita. Oleh karena itu, biasanya sakit akan diketahui apabila
telah kronis dan sulit untuk disembuhkan.
Nah, sebaiknya apabila merasa sakit di ulu hati coba cari tahu sebabnya.
Untuk mengetahui penyebab dari rasa nyeri ulu hati
tersebut, perlu dilakukan USG abdomen sehingga bisa diketahui apakah ada
peradangan baik akut maupun kronis di kandung tersebut. Serta bisa juga
mengidentifikasi adanya batu pada kandung empedu.
Rasa nyeri ulu hati
akibat kandung empedu terjadi karena adanya peradangan pada kandung empedu,
baik yang berlangsung akut maupun kronis. Namun nyeri ini juga bisa terkadi
akibat adanya batu pada kandung empedu. Jika dianalisa lebih lanjut, batu ini
terdiri dari batu kolesterol dan batu pigmen.
Nyeri yang muncul
akibat adanya masalah di kandung empedu berlangsung beberapa saat dan berulang
(kolik bilier), biasanya nyeri ini bisa menjalar ke punggung belakang.
Peradangan pada
kandung empedu (kholesistitis) yang berlangsung secara tiba-tiba atau akut,
bisa ringan hingga berat. Pada kondisi yang berat, infeksi bisa saja mengenai
bagian tubuh lain selain kandung empedu seperti pankreas. Jika infeksinya luas
dan sistemik maka bisa membahayakan jiwa.
Pasien dengan
radang kandung empedu akut perlu dirawat di RS dan mendapatkan antibiotik
sistemik. Jika kondisinya ringan dan batu empedu tidak menimbulkan keluhan sama
sekali, biasanya tidak perlu dioperasi.
Pengobatan batu
kandung empedu yang tunggal dan kecil (diameter kurang dari 1,5 cm) cukup
dengan diet dan obat-obatan yang bekerja melarutkan batu kolesterol seperti
ursodeoxycholic acid (UDCA). Obat ini biasanya diberikan selama 3 bulan.
Tapi jika kandung
empedu yang bermasalah ini terdapat batu di dalamnya dengan ukuran besar maka
kandung empedu ini harus diangkat (kolesistektomi). Saat ini sebagian besar RS
sudah menerapkan teknik laparoskopi, sehingga komplikasi setelah operasi jadi
minimal.
Kenapa orang bisa
terkena batu empedu?
Umumnya perempuan
lebih banyak yang kena dibanding laki-laki. Semakin tinggi umur maka risiko
terkena batu kandung empedu ini semakin tinggi terutama jika berusia di atas 40
tahun.
Risiko lain
terjadinya batu kandung empedu antara lain obesitas, diabetes mellitus,
penurunan berat badan yang mendadak, pasien dengan sindrom metabolik seperti
kadar kolesterol HDL (kolesterol baik) yang rendah, kadar trigliserida yang
tinggi, tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, riwayat keluarga kandung
empedu, diet tinggi lemak, tinggi kolesterol serta rendah serat.
Selain itu pasien
yang sudah dioperasi kandung empedunya tetap harus menjaga asupan makanan,
karena bisa saja terbentuk pasir dan batu pada saluran empedunya meskipun
kandung empedu itu sendiri sudah diangkat.
No comments:
Post a Comment