Friday, April 27, 2012

Ekor Bercahaya di Cincin Saturnus


Cassini, wahana antariksa, berhasil menangkap citra bola misterius di cincin planet Saturnus. Bola misterius yang berukuran hampir 1 km itu seolah bergerak masuk ke dalam cincin Saturnus dan meninggalkan ekor yang bercahaya di belakangnya.

Citra hasil tangkapan Cassini ini dipresentasikan dalam pertemuan European Geosciences Union (GEU) di Vienna, Austria. Carl Murray yang merupakan anggota tim Cassini dari Queen Mary University of London di Inggris adalah peneliti yang mempresentasikan hal ini.

Bola misterius atau yang sebenarnya bola es tersebut ditangkap di cincin F planet Saturnus. Cincin F merupakan bagian terluar dari cincin Saturnus. Lokasi cincin ini berjarak 3000 km dari cincin A. Sementara, keliling cincin F sekitar 900.000 km.

Ilmuwan mengatakan bahwa terbentuknya bola salju tak lepas dari peranan Prometheus, bulan Saturnus selebar 40 km. Gravitasi Prometheus mengakibatkan pembentukan gumpalan es. Diasumsikan juga bahwa pasang surut pengaruh gravitasi dapat menyebabkan gumpalan es bisa pecah.

Murray menyatakan "Bahwa Kami mengetahui bahwa Prometheus, selain mampu memproduksi pola reguler, juga mampu memproduksi konsentrasi material di cincin Saturnus. Kami hanya menyebutnya bola salju raksasa."

"Dan jika ini bisa survive, karena Prometheus akan kembali ke titik yang sama di cincin F dan berinteraksi lagi, bola salju bisa tumbuh, dan bisa saja membentuk moonlet yang menabrak bagian inti dari cincin F," terang Murray.

Temuan bola raksasa ini adalah sebuah keberuntungan. Pada saat Murray sedang mengamati Prometheus tanpa sebgaja melihat ekor bercahaya yang tak mungkin berasal dari Prometheus itu sendiri. membingkar kembali arsip 20.000 citra, peneliti menemukan 500 citra serupa.

Murray mengungkapkan, bola raksasa ini menumbuk cincin F dengan kecepatan rendah, sekitar 2 meter per detik. Sementara itu, bola raksasa juga menghasilkan ekor bercahaya disebut jet yang panjangnya mencapai 40 - 180 kilometer.

Fenomena di cincin Saturnus menarik perhatian para ilmuwan. Cincin Saturnus sendiri bisa menjadi model untuk mempelajari pembentukan Tata Surya. Beberapa fenomena di cincin Saturnus mungkin bisa memberi petunjuk tentang apa yang terjadi di tata surya 4,5 miliar tahun lalu.

Cassini adalah proyek kerjasama antara badan antariksa Amerika serikat, Eropa dan Italia. Cassini mulai memasuki orbit Saturnus pada tahun 2004. Direncanakan, misi Cassini akan berakhir tahun 2017, dimana Cassini akan 'bunuh diri' di atmosfer Saturnus.

No comments:

Post a Comment